NASIONALXPOS TV, LAMPUNG – Beredar video viral Oknum Camat Enggo Pratama tertangkap basah membawa alat peraga kampanye (APK) pasangan calon (paslon) Bupati Pesawaran nomor urut 2, Nanda Indira-Muhammad Antonius, di dalam mobil dinasnya di Kantor Camat Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Kejadian ini bermula saat sejumlah elemen masyarakat mendatangi kantor camat untuk mencari klarifikasi.
Dalam video yang kini viral di media sosial, Enggo terlihat bersembunyi di kolong meja kantor.
Ketika dipergoki, ia beralasan bahwa dirinya sedang mengambil handphone yang jatuh dan baru saja bangun tidur.
“Nggak ngumpet, ini ambil handphone jatuh, baru bangun tidur saya,” ungkapnya dalam video yang diunggah ke platform TikTok, Minggu (6/10/2024).
Namun, upaya Enggo untuk menghindar tidak berhasil. Puluhan masyarakat yang datang ke kantor camat segera memeriksa mobil dinas yang diparkir di halaman kantor.
Begitu pintu mobil dibuka, mereka menemukan ratusan banner yang sudah siap dipasang, lengkap dengan kayu di setiap sisinya.
Banner tersebut menampilkan foto pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Nanda Indira-Muhammad Antonius.
Temuan tersebut langsung dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pesawaran. Enggo pun segera diamankan oleh petugas untuk dilakukan pemeriksaan.
Ketua Bawaslu Pesawaran, Fatihunnajah, membenarkan penahanan sementara Camat Enggo Pratama untuk diperiksa lebih lanjut terkait keterlibatannya dalam distribusi APK di luar ketentuan.
“Kami masih menggali keterangan lebih lanjut atas kejadian ini dan memeriksa pihak yang bersangkutan,” jelasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang pelanggaran pemilu yang melibatkan pejabat publik, terutama di tingkat daerah.
Banyak masyarakat berharap Bawaslu bisa menindak tegas agar kasus serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
Hingga berita ini ditulis, pemeriksaan terhadap Camat Enggo Pratama masih berlanjut, dan Bawaslu Kabupaten Pesawaran berjanji akan memberikan hasil investigasi secepatnya.
Selain itu, warga Pesawaran juga berharap agar insiden ini bisa menjadi pelajaran penting bagi pejabat lainnya untuk selalu menjaga netralitas dan tidak menyalahgunakan fasilitas negara untuk kepentingan politik pribadi atau kelompok tertentu. (Red)